Selasa, 23 April 2013

Penelitian Kualitatif



PENELITIAN KUALITATIF DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah:  Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag

iain-semarang


Disususn Oleh: Ani Mutmainnah      
(103111108)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
PENELITIAN KUALITATIF DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN

     I.     PENDAHULUAN
Diera era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai runjukan dan pedoman. Karena hal itu menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Oleh karena itu sebuah penelititanpun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan pegangan. Secara umum, jenis penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dibedakan menjadi dua, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini lazim juga disebut sebagai pendekatan, rancangan, rencana atau desain.
Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam rancangan perencaan dimulai dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Metode kuantitatif mempunyai ciri khas angka, atau perhitungan. Berbeda dengan kualitatif, yang cenderung pada proses penelitian. Untuk lebih jelasnya berikut ini kami akan menguraikan pembahasan mengenai Penelitian Kualititatif.
  II.     RUMUSAN MASALAH
A.  Bagaimana Pengertian Penelitian Kualitatif?
B.  Bagaimana Proses Penelitian Kualitatif?
C.  Bagaimana Implementasi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan?
D.  Bagaimana Paradigma Penelitian Kualitatif?
E.   Bagaimana Kedudukan Teori dalam Penelitian Kualitatif?



III.     PEMBAHASAN
A.  Pengertian Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti data kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.[1]
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian pemaknaan partisipan tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ide-ide, pemikiran dan kegiatan dari partisipan. Beberapa penelitian kualitatif diarahkan lebih dari sekadar memahami fenomena tetapi juga mengembangkan teori.
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipasif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dll. Strategi penelitian bersifat fleksibel, menggunakan aneka kombinasi dari teknik-teknik untuk mendapatkan data yang valid.[2]
Untuk memperoleh gambaran tentang penenlitian kualitaif, ada beberapa ciri atau karakteristik mengenai penelitian ini. Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut Prof. Sugiono yaitu:
1.      Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
2.      Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
3.      Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk.
4.      Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5.      Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).[3]
Metode kualitatif digunakan apabila:
1.      Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek, melakukan penjelajahan dengan grant tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas.
2.      Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu.
3.      Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.
4.      Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang tersebut.
5.      Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan.
6.      Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara trianggulasi/gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh.
7.      Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan kehidupan seseorang akan diperoleh.[4]

B.  Proses Penelitian Kualitatif
Meskipun terdapat keberagaman penelitian kualitatif, namun ada suatu kerangka atau prosedur kerja dalam pelaksanaan penelitiannya. Gay, Mills & Airasian (2009:14) menawarkan enam langkah proses penelitian kualitatif:
1.      Identifying a research topic. Pilih topik yang terbatas agar bisa dikelola.
2.      Reviewing the literature. Peneliti menjelaskan dari penelitian yang sudah ada atau yang pernah dilakukan guna mengidentifikasi informasi yang bermanfaat, dan menyusun strategi untuk melaksanakan penelitian.
3.      Selecting participants. Partisipan dipilih secara purposif dan biasanya sedikit, tidak seperti penelitian kuantitatif yang lazimnya banyak.
4.      Collecting data. Data kualitatif digali dan dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan, dan artifak.
5.      Analityzing and interpreting data. Peneliti melakukan analisis sampai menemukan tema dan kecenderungan umum, serta melakukan interpretasi data.
6.      Reporting and evaluating the research. Peneliti merangkum penelitian dan mengintegrasikan data kualitatif dalam bentuk narasi dan visual.
Menarik untuk dicermati, studi literatur lebih mengandalkan penelitian yang sejenis atau yang berada dalam kawasan yang sama untuk mendapatkan informasi tentang temuan dan strateginya agar dapat dijadikan contoh atau petunjuk untuk penelitian yang akan dilaksanakan. Juga terjelaskan bahwa data dikumpulkan dengan cara wawancara, pengamatan, dan artifak. Bukan dengan kuesioner dan tes. Dalam pendidikan artifak itu bisa berupa kurikulum, silabus, bahan ajar, hasil karya siswa, petunjuk penggunaan laboratorium, dan berbagai bahan lain.[5]
Beberapa alasan yang mendorong dilakukannya penelitian kualitatif:
1.      Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang, seperti yang dialami oleh penelitian kuantitatif sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.
2.      Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya hipotesis yang disusun sebelumnya, berdasarkan berfikir deduktif seperti dalam penelitian kuantitatif.
3.      Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya, seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks.
4.      Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pengukuran (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.[6]

C.  Implementasi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan
Penelitian kualitatif mempunyai tempat tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya dan sosial pada umumnya. Hal ini mengingat sifat dan hakikat dasar pendidikan sebagai proses dasar pendidikan sebagai proses sadar tujuan dalam meningkatkan kualitas manusia dan kualitas hidupnya sebagai manusia yang berbudaya. Data kualitatif dalam bidang pendidikan sangat bermanfaat untuk menemukan hakikat dan makna yang terkandung dalam proses pendidikan itu sendiri. Data tersebut diperoleh dari lapangan tempat berlangsungnya proses pendidikan dalam konteks lingkungannya.[7]
Kehadiran penelitian kualitatif dalam pendidikan membawa sesuatu yang baru dan memberi dampak yang besar karena pendidikan dan segala prosesnya kini dapat dipahami dengan lebih lengkap dan mendalam dari perspektif para pelakunya atau suatu pandangan dari dalam. Penelitian kualitatif kini menjadi model yang dapat memperkaya penelitian pendidikan.
Kini segala varian penelitian kualitatif telah sangat berkembang dalam penelitian pendidikan. Mitchell, Reilly Scanlon & Weber ed. (2005:1) mencatat sejumlah varian penelitian kualitatif yang digunakan dalam pendidikan yaitu: metode reflektif, penelitian tindakan, pengetahuan praktikal dan personal guru, cerita guru, narasi dan pengalaman guru, sejarah lisan guru, memori kolektif dan biografi dalam pengajaran, serta studi jati diri.[8]
Topik dan fokus penelitian pendidikan yang bisa dieksplorasi dengan memanfaatkan penelitian kualitatif sangatlah beragam, banyak, dan luas. Gray et al. (2007:51-52), dan Bodgan & Biklen (2007:249-259) mencatat sejumlah fokus penelitian yang dapat dikerjakan menggunakan penelitian kualitatif. Fokus-fokus itu adalah: pengalaman di kelas, aspirasi siswa, kontrol sosial, aktivitas ekstrakurikuler, dan waktu luang. Penelitian bisa difokuskan  pada lingkungan sekolah yang terdiri dari lingkungan fisik, ekonomis, sosial dan budaya, serta lingkungan semantik. Setiap fokus seperti lingkungan sosial, bisa didalami menjadi sejumlah besar fokus yang lebih kecil seperti komposisi dan kondisi sosioekonomi sekolah. Begitu pula halnya dengan lingkungan manusia yang terdiri dari siswa, guru, pimpinan sekolah, staf administrasi, dan orang tua. Fokus guru dapat dikembangkan menjadi fokus yang lebih terbatas seperti motivasinya, cara mengajarnya, kemampuan mengelola kelas, persepsi siswa tentang guru, etos kerja, dan kinerjanya. Lingkungan belajar yang terdiri dari situasi dan kondisi pembelajaran, relasi guru-murid, disiplin dan kontrol dapat diurai menjadi beragam fokus bawaan yang sangat banyak jumlahnya.
Penelitian kualitatif pendidikan bukanlah suatu bidang yang mandiri karena pada hakikatnya berakar pada banyak disiplin ilmu. Secara positif ini berarti, penelitian sangat terbuka untuk menggunakan banyak pendekatan, metode dan strategi penelitian untuk mengembangkan berbagai pemahaman, penjelasan, dan teori. Penelitian kualitatif dalam pendidikan dengan demikian dapat memanfaatkan penelitian berbasis kerja lapangan yang berasal dari ilmu-ilmu sosial, dan mengembangkan penelitian berbasis analiasis terhadap dokumen dan realitas yang berasal dari ilmu-ilmu kemanusiaan.[9]

D.  Paradigma Penelitian Kualitatif
Paradigma adalah pandangan fundamental tentang apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu pengetahuan. Paradigma membantu merumuskan apa yang harus dipelajari, pertanyaan-pertanyaan apa yang semestinya dijawab, bagaimana semestinya pertanyaan-pertanyaan itu diajukan, dan aturan-aturan apa yang harus diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperolah. Paradigma adalah kesatuan konsensus yang terluas dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan membantu membedakan antara instrumen-instrumen ilmuwan yang satu dengan komunitas ilmuwan yang lain. Paradigma menggolong-golongkan, mendefinisikan dan menghubungkan antara teori-teori, metode-metode serta instrumen-instrumen yang terdapat di dalamnya.
Dalam kajian-kajian sosial termasuk juga kajian pendidikan, menurut Ritzer terdapat tiga paradigma, yaitu; (1) paradigma fakta sosial, (2) paradigma definisi sosial, dan (3) paradigma perilaku sosial. Peneliti yang bekerja dalam paradigma fakta sosial memusatkan perhatiannya kepada struktur makro (mocrokospik) masyarakat, teori yang digunakan dalam kajian paradigm fakta social adalah teori-teori makro misalnya; teori fungsionalisme struktural dan teori konflik, kecenderungannya menggunakan metode interview/kuesioner dalam pengumpulan data. Sedangkan peneliti yang menerima paradigma definisi sosial memusatkan perhatiannya pada aksi dan interaksi sosial yang ditelorkan oleh proses berfikir, sebagai pokok persoalan kajian dan kecenderungannya bergerak dalam kajian mikro, teori yang digunakan antara lain; teori aksi, interaksionisme simbolik, dan fenomenologi, etnometodologi, metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Peneliti yang menerima paradigma perilaku sosial mencurahkan perhatiannya pada tingkah-laku dan perulangan tingkah laku sebagai pokok persoalan kajian mereka, teori yang digunakan cenderung menggunakan teori pertukaran dan eksperimen, bergerak dalam kajian mikro dengan metode pengumpulan data Observasi dan wawancara.[10]

E.   Kedudukan Teori dalam Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif dapat bertitik tolak dari suatu teori yang telah diakui kebenarannya dan dapat disusun pada waktu  penelitian berlangsung berdasarkan data yang dikumpulkan. Setelah dikemukakan teori-teori yang sesuai dengan masalah penelitian, kemudian di lapangan dilakukan verifikasi terhadap teori yang ada, mana yang sesuai dan mana yang perlu diperbaiki atau bahkan ditolak. Penelitian kualitatif  mengenal adanya teori yang disusun dari data yang dibedakan atas dua macam teori, yaitu :
1.    Teori Substantif
Teori substantif adalah teori yang dikembangkan untuk keperluan substantif atau empiris dalam inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, antropologi, psikologi dan lain sebagainya. Contoh: perawatan pasien, hubungan ras, pendidikan profesional, kenakalan, atau organisasi peneliti.
2.    Teori Formal
Teori formal adalah teori untuk keperluan formal atau yang disusun secara konseptual dalam bidang inkuiri suatu ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi, psikologi dan sebagainya. Contoh: perilaku agresif, organisasi formal, sosialisasi, autoritas dan kekuasaan, sistem penghargaan, atau mobilitas social.
Contoh unsur-unsur teori menurut jenis teori substantif maupun teori formal
Unsur Teori
Jenis Teori

Substantif
Formal
Kategori
Kerugian masyarakat karenakematian pasien
Nilai sosial sesorang
Kawasan Kategori
Menghitung kerugian masyarakat atas dasar ciri pasien yang jelas dan dipelajari
Menghitung niali social seseorang atas dasar ciri-ciri yang jelas dan dipelajari
Hipotesis
Makin tinggi kerugian masyarakat dari pasien yang meninggal,
1)      makin baik perawatannya
2)      makin banyak perawat yang mengembangkan alas an kematian untuk menjelaskan kemati-nnya
Makin tinggi nilai masyarakat sesorang, makin kurang penundaan pelayanan yang diterimanya dari para ahli[11]

IV.     ANALISIS
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori.
Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif.

  V.     KESIMPULAN
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti data kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Gay, Mills & Airasian (2009:14) menawarkan enam langkah proses penelitian kualitatif: Identifying a research topic, Reviewing the literature, Selecting participants, Collecting data, Analityzing and interpreting data, Reporting and evaluating the research.
Penelitian kualitatif pendidikan bukanlah suatu bidang yang mandiri karena pada hakikatnya berakar pada banyak disiplin ilmu. Penelitian kualitatif dalam pendidikan dengan demikian dapat memanfaatkan penelitian berbasis kerja lapangan yang berasal dari ilmu-ilmu sosial, dan mengembangkan penelitian berbasis analiasis terhadap dokumen dan realitas yang berasal dari ilmu-ilmu kemanusiaan.
Dalam kajian-kajian sosial termasuk juga kajian pendidikan, menurut Ritzer terdapat tiga paradigma, yaitu; (1) paradigma fakta sosial, (2) paradigma definisi sosial, dan (3) paradigma perilaku sosial. Penelitian kualitatif dapat bertitik tolak dari suatu teori yang telah diakui kebenarannya dan dapat disusun pada waktu  penelitian berlangsung berdasarkan data yang dikumpulkan. Setelah dikemukakan teori-teori yang sesuai dengan masalah penelitian, kemudian di lapangan dilakukan verifikasi terhadap teori yang ada, mana yang sesuai dan mana yang perlu diperbaiki atau bahkan ditolak.

VI.     PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Semoga memberikan manfaat bagi pembaca dan juga pemakalah. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah salanjutnya.











DAFTAR PUSTAKA

Putra, Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2012
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007




[1] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 14-15
[2] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 94-95
[3] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 21-22
[4] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 35-36
[5] Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 142-143
[6] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 92-93
[7] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, hlm.101-102
[8] Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, hlm. 131
[9] Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, hlm. 140-141

Tidak ada komentar:

Posting Komentar